KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas Tentang Alat ukur Panjang (Mistar, Jangka sorong,
dan Micrometer Scrup).
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Kupang,
14 juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.
Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = x ± ∆x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan ∆x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, ∆x = 1/2 skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu jangka sorong ?
2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?
3. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?
4. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?
5. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?
6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?
7. Apa saja jenis jangka sorong?
1. Apa itu jangka sorong ?
2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?
3. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?
4. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?
5. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?
6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?
7. Apa saja jenis jangka sorong?
1.4 Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.
3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi
jangka sorong.
4. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.
5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.
6. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong?
1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.
3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi
jangka sorong.
4. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.
5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.
6. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong?
1.5 Manfaat
Adapun
manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut yaitu Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai alat ukur
panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam
jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga
pembacaan hasil pengukurannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat Ukur Panjang
Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk mengukur panjang
suatu benda antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.
a. Mistar
Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian
0,5 mm. Ketelitian pengukuran menggunakan mistar/penggaris adalah setengah
nilai skala terkecilnya. Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan
mistar, usahakan kedudukan pengamat (mata) tegak lurus dengan skala yang akan
diukur. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks
yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena
kedudukan mata pengamat tidak tepat.
b.Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung,
dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini dipakai oleh tukang bangunan atau
pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm.
Meteran ini biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis.
c. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur
panjang, tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu
benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu
rahang tetap dan rahang sorong.
Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan
pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius
mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian
0,1 m. Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala
utama ditambah angka pada skala nonius yang dihitung dari 0 sampai dengan garis
skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama.![http://fisika79.files.wordpress.com/2011/05/untitled-1_032.gif?w=337&h=161](file:///C:/Users/Axioo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![http://fisika79.files.wordpress.com/2011/05/untitled-1_032.gif?w=337&h=161](file:///C:/Users/Axioo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
d. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang
relatif tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon. Pada mikrometer sekrup
terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).
1) Skala tetap (skala utama) Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
1) Skala tetap (skala utama) Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
2) Skala putar (skala nonius) Skala putar terdapat pada besi
penutup laras yang dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang.
Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran
pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm. Jadi, satu skala pada
skala putar mempunyai ukuran: 1/50 .0,5 mm = 0,01 mm.
Ukuran ini merupakan batas ketelitian mikrometer sekrup.
Ukuran ini merupakan batas ketelitian mikrometer sekrup.
Rate this:
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Mistar atau Penggaris, Jangka Sorong,dan Micrometer Scrup.
·
Dengan
mistar diperoleh rata-rata hasil keempat pengukuran yaitu 5,7 cm.
·
Dengan
menggunakan jangkasorong diperoleh rata-rata hasil keempat pengukuran
yaitu 5,9 cm.
·
Sehingga
perbandingan hasil rata-rata pengukuran keempat kalinya pada setiap alat lebih
besar Jangka Sorong dari pada Mistar dengan selisih 0,2 cm, yaitu 5,9 : 5,7.
·
Hasil
tersebut dipengaruhi oleh sebagai berikut.
·
Mistar/penggaris
berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm. ketelitian pengukuran
menggunakan mistar adalah setengah nilai skala terkecilnya dalam setiap
pengukuran dengan menggunakan mistar, kedudukan pengamat (mata) tegak lurus
dengan skala yang akan diukur untuk menghindari paralax.
·
Jangka
sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm. jangka osrong memiliki dua rahang,
yaitu rahang tetap dan dan rahang sorong .pada rahang tetap dilengkapi skala
utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Skala nonius mempunyai panjang 9 mmyang terbagi menjadi 10 skaladengan tingkat
ketelitian 0,1 mm. hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasrkan angka
pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang dihitug dari 0 sampai
dengan garis skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama
2. Kritik dan Saran.
Dalam menyeimbangkan kegiatan pembelajaran berupa materi
diadakan serangkaian ujian praktik guna menerapkan materi pembelajaran.
Pelaksanaan ujian praktek ini terdapat beberapa kendala diantaranya minimnya
fasilitas praktek yang dibutuhkan mata pelajaran fisika khususnya alat
pengukuran seperti jangka sorong dan susunan pegas. Sehingga siswa kurang
memahami bagaimana penggunaan dan cara penghitungan yang tepat pada ujian
praktik.
Oleh karena itu, untuk memudahkan kegiatan tersebut harus ada
fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik, Guru pembimbingpun
tentunya dapat lebih mudah dalam memberikan materi. Siswa tidak perlu ke tempat
lain dalam praktek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar